Sebelumnya saya efry wahyuni Mengucapkan Selamat hari raya Idul Fitri Minal aidzin wal Faidzin Mohon maaf lahir dan batin, semoga Allah menerima semua amal ibadah dan mengampuni dosa kita semua.
Bagaimana ramadhan tahun ini?
Tentu sangat jauh berbeda dengan ramadhan-ramadhan sebelumnya ya
Bagaimana perasaanya ketika mendengar suara takbiran bergemuruh di mana-mana? Bergetar kah? Sedih kah? Atau senang karena ramadahan telah berakhir?
Ngomong-ngomong masalah suara takbiran saya ingin sedikit bercerita tentang apa yang saya rasakan hari ini.
Biasanya ketika berbuka puasa kluargaku hanya meminum susu atau teh panas dan 2-3 kurma, setelahnya langsung sholat maghrib, setelah selesai sholat barulah makan makanan yang berat. Kebetulan aku sedang tidak puasa hari ini, kluargaku sholat berjamaah dan aku menyiapkan untuk makan malam. Dari dapur terdengar samar-samar ayahku membaca takbir, kuhentikan dulu aktifitasku di dapur untuk mendengar lantunan takbir ayahku yang indah, aku duduk di depan meja makan, kudengar suaranya bergetar, semakin lama semakin pelan dan tak terdengar, aku tak berani melihat kearah mereka, hening sesaat.
Aku tak tahu dari kapan aku menangis, Akhirnya aku memberanikan diri keruang tengah kulihat mereka saling bersalaman tanpa melihat satu sama lain, seperti ada aba-aba mereka meninggalkan tempat sholat sambil menunduk dan masuk ke kamar masing-masing, tak ada suara sedikitpun, benar-benar hening, aku ikut masuk ke kamar, ada 2 adikku yang duduk saling berlawanan arah, benar-benar tidak berani saling tatap, hening sampai akhirnya pecah oleh suara isak tangis yang ntah dari kapan mereka sembunyikan.
Tangis kami semakin deras, kudengar dari kamar sebelah suara ayahku menenangkan ibuku yang juga menangis, ntah apa yang membuat kami benar-benar merasa sedih, sampai aku juga bingung apa yang sebenarnya membuatku seperti ini, kulihat si bungsu tak henti-hentinya mengusap air mata, semakin sesak rasanya menarik nafas. Tak lama kemudian kami sudah mulai bisa mengendalikan diri, tangis kami mulai berhenti, kami sudah berani saling tatap dan memberi isyarat semangat. Kalian pasti pernah menangis karena merasa kehilangan, menangis bahagia atas apa yang sudah di capai, atau menangis karena berhasil melewati semua rintangan berat, mungkin hal itulah yang membuat kami menangis sekarang.
Ibukuku mengetuk pintu kamar, segeraku buka pintu, pertama ibuku memeluk adikku yang bungsu, sambil berkata
Makasih yo tahun ini adek sudah berhasil puaso full, maaf sering marahin adek, buat adek kesel
Yah begitulah ibuku, tanpa ragu mengatakan maaf dan terimakasih, walau sudah berulang kali aku katakan tidak perlu meminta maaf dan berterimakasih. ini memang tahun pertama si bungsu puasa samapai full, umurnya baru 8 tahun, namun sifat dan pemikirannya jauh lebih dewasa dibandingkan anak seusianya. Kemudian Ibuku menatapku, aku langsung mengalihkan pandangan, aku benar-benar tidak suka situasi ini, langsung kupeluk ibuku dan diikuti oleh adik-adikku, aku tak mengizinkan ibuku bersuara, biar kami rasakan dulu kehangatan ini sejenak. 5 menit kurasa kemudian kami mulai melepaskan peluk, saling tatap dan memberi senyum, kulihat ayahku berdiri di depan pintu lalu mengatakan
Sudahyo nangisnyo, kito belum makan malam
Suara tawapun pecah, semua kembali seperti semula, yah begitulah selalu ada hikmah dari setiap hal yang Allah berikan kepada kita. Ada nikmat-nikmat yang jauh lebih besar patut kita syukuri ketimbang mengeluh dengan keadaan sekarang.
Komentar
Posting Komentar